Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sensasi dan Persepsi dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal

Dalam komunikasi intrapersonal, tahap sensasi dan persepsi mempengaruhi komunikasi dalam diri. Sensasi berhubungan dengan pancaindra sementara persepsi menerjemahkan stimuli dari sensasi. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami komunikasi intrapersonal “sensasi dan Persepsi”

Ketika kusni kadut dihukum mati, di jakarta muncul kelompok orang berkaus dengan tulisan “Hapus hukuman Mati” mereka menyebut hukuman mati sebagai tindakan membalas dendam yang meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan, merampas hak paling dasar, dan meniadakan kemungkinan bertaubat. Proses sensasi sudah dimulai. Berbagai reaksi timbul. Seorang pengacara mendukung gerakan ini dengan alasan: hukuman mati adalah pembunuhan yang dilegalisasi dan menurut falsafah humum modern, pemidanaan tidak untuk membalas dendam, tapi untuk mendidik dan memperbaiki manusia yang rusak. Seorang tokoh islam menentangnya, hukuman mati, katanya, dibenarkan oleh islam bagi kejahatan mencabut nyawa sesamanya- bila keluarga korban tidak memaafkannya. Ancaman hukuman yang keras tak lain terpeliharanya ketertiban manusia. Seorang rohaniawan katolik lain komentar bahwa gereja menentang hukuman mati. “Tidak sesuai dengan martabat manusia dan semangat injil”., tetapi apa kata tukang becak? “itu bukan urusan saya- lebih penting urusan perut.” (Tempo, 16 Februari 1980).
 
Sensasi dan Persepsi dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal
image source: pexels.com

Memahami Sensasi dan Persepsi dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal - Peristiwa di atas mengungkapkan bagaimana stimuli – dalam hal ini. Pesan komunikasi “Hapuskan hukuman mati”!! telah melahirkan berbagai macam tangapan. Wa;aupun peristiwanya sama, orang akan menanggapinya berbeda-beda, sesuai dengan keadaan dirinya. Secara psikologis kita dapat mengatakan bahwa setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu komunikasi kita berkata, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. Word don’t mean, people mean.

SENSASI

Tahap paling awal dalam penerimaan inforamsi ialah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.” Tulis Benyamin B. Wolman (1973: 343).

Mungkin benar anggapan filsuf John Locke bahwa “there is nothing in the mind except what was first in the senses, ( tidak ada apa apa dalam jiwa kita kecuali harus lebih dulu lewat alat indera). Dan benar juga angapan filsuf lain, Berkeley, bahwa andaikan kita tidak mempunyai alat indera, dunia ini tidak akan ada. Anda tidak tahu ada harum rambut yang baru disem[prot hairspray, bila tidak punya indera pencium. Sentuhan lembut interi anda tidak disadari kalau tidak punya indera peraba.

Kita mengenal lima alat indera atau pancaindra. Psikologi menyebut semblan (bahkan ada yang menyebut sebelas) alat indera: penglihatan, pendengaran, kinestetis, vestibular, perabaan,, temperatur, rasa sakit, perasa, dan penciuman. Kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga macam indera penerima sesuai dengan informasi. Sumber informasi sendiri berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri individu sendiri (internal) informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya telinga atau mata). Informasi dari dalam diinderaoleh intereseptor(misalnya sistem peredaran darah). Selain itu, gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor (misalnya organ vetibular).

Proses Sensasi

Sensasi merupakan proses penerimaan rangsang oleh alat indera/penginderaan yang belum diberi makna. Proses sensasi yaitu S-O-RS = Stimulus-Organisme-Respons, adapun prosesnya yaitu :
  1. Proses fisik : stimulus mengenai alat indera atau reseptor disebut sebagai proses kealaman.
  2. Proses fisiologis: stimulus yang mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak.
  3. Proses psikologis : proses di otak yang menyebabkan organisme mampu menyadari apa yang diterima dengan inderanya. Ini merupakan proses terakhir dari sensasi dan merupakan pengamatan atau sensasi yang sebenarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sensasi.

Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walau pun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, motifasi, ekspektasi, dan memori (Desiderato, 1976: 129).

Persepsi seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor struktural. Sebelum membahas hal itu, marilah kita mulai dengan faktor lainnya yang sangat mempengaruhi persepsi, yakni perhatian.

Perhatian

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Dengan demikian definisi yang diberikan oleh Kenneth A. Aderson perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan masukan melalui alat indera yang lain.

Berikut ini adalah faktor eksternal penarik perhatian.

1. Gerakan

Seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada ojek yang bergerak. Kita senang melihat hurup huruf dalam display yang bergerak menampilkan nama barang yang diiklankan. Pada tempat yang dipenuhi benda benda mati, kita akan tertarik pada seekor tikus yang bergerak.

2. Intensitas stimuli

Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol lebih dari stimuli yang lain. Misalnya Warna merah pada latar belakang putih, tabung jangkung di tengah tengah orang pendek.

3. Kebaruan

Hal hal yang baru yang luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian. Misalnya, karena lasan inilah maka orang mengejar novel baru, film yang baru beredar, dan kendaraan yang memiliki rancangan mutakhir.

4. Perulangan

Hal hal yang di sajikan berkali kali bila disertai sedikit variasi, akan menarik perhatian.Di sini unsur “familiarity” (yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsur novelty (yan gbaru kita kenal). Perulangan juga mengandung unsur sugesti: mempengaruhi alam bawah sadar kita.

Faktor Internal Penaruh Perhatian

1. Faktor biologis

Dalam keadaan lapar, seluruh pikiran didominasi oleh makanan. Karena itu bagi orang lapar yan gmenarik perhatiannya adalah makanan. Yang kenyang akan menaruh perhatian pada hal hal lain.

2. Faktor-Faktor Sosiopsikologis

Motif sosiogenis, sikap, kebiasaan dan kemauan mempengaruhi apa yang kita perhatikan. Dalam perjalanan naik gunung geolog akan memperhatikan batuan, ahli botani, bunga-bungaan, ahli zoologi, binatang. ,

Faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu.

Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama : Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi. Bila orang lapar dan orang haus duduk di warung makan, yang pertama akan melihat nasi, sayur dan daging, lalu yang kedua akan melihat air jeruk atau teh. Ini merupakan contoh kebutuhan biologis yang menyebabkan persepsi yang berbeda.

Pengaruh kebudayaan terhadap persepsi sudah merupakan disiplin tersendiri dalam psikologi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya.

Kerangka Rujukan (Frame of Reference)

Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi sering disebut juga sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi objek.

Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya. Mahasiswa komunikasi tidak akan mengerti jika diberikan istilah-istilah kedokteran karena mereka tidak pernah belajar ilmu kedokteran, begitu pula sebaliknya.

Menurut Rakhmat (1994): Krech dan Crutchfield (1975) (dalam Sobur:460) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikategorikan menjadi:

1. Faktor fungsional

Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seseorang individu.

2. Faktor-faktor struktural

Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu.

3. Faktor-faktor situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor situasional yang mempengaruhi persepsi.

Faktor personal

Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi ,impresi dan konteks.

• Emosi

akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure) adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.

• Impresi

stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitchtertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya

• Konteks

walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimanafigure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.

Sekian artikel tentang Memahami Sensasi dan Persepsi dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal. Semoga bermanfaat.

Daftar Bacaan
DRS. Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2008

Posting Komentar untuk "Sensasi dan Persepsi dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal"